Super-Marlinos
hehe.. inilah special cerpen dariku, khusus buat pembaca setia semua..
harap maklum ya kalau lebay....
Super-Marlinos
“Sial…., kenapa
sih aku harus begini,” gumamku dalam hati. Aku yang telah melihat dan menyambut
rombongan teman-temanku yang baru saja mengikuti OSN di Manado, merasa bingung
dengan apa yang aku hadapi saat ini. Sebuah kesombongan dari tetangga kamarku
yang anggotanya mengikuti OSN. Namanya Catur, dia mengusirku hanya agar aku tak
bisa melihat oleh-oleh dari Manado. Padahal, aku hanya sekedar ingin tahu saja.
Sementara itu, kawan kamarku yang juga ikut OSN, Panca sedang tertidur pulas
bermimpi bagaimana ia bisa mendapatkan medali perak di bidang ekonomi.
Sekejap aku
baringkan diri untuk merenung. Namun tepukan Joy mengagetkanku. “Woi, Lin, kenapa lo ngigau?” Ternyata
itu tadi hanya mimpi. Aku tertidur pulas karena kecapekan.
“Gua pinjam jas lab lo ya buat besok
praktikum biologi?” “Ya deh, tapi jas lab itu belum aku cuci, minggu kemarin
aku pakai dan kemarin udah dipake Syihab.” Joy, Panca, dan Syihab adalah teman
kamarku. Kami tinggal di kamar 103 F. Aku pun memutuskan untuk bangkit dan mulai
belajar fisika. Besok adalah hari yang aku benci, yaitu karena ada Ulangan
Fisika.
Mula-mula aku buka bagian depan dari soal fisika
yang diberikan oleh Pak Man, guru fisika yang lumayan galak. Aku kerjakan nomor
satu hingga lima dulu. Bosan, akhirnya aku jalan-jalan keluar kamar untuk
membaca koran. Headline yang sungguh ironis, yaitu tentang Palestina yang ingin
mengajukan diri untuk menjadi anggota PBB dan sebagai negara yang merdeka.
“Mahmud Abbas telah menyerahkan proposal pada hari Jumat(27/6)...” begitulah
petikan yang aku baca di koran itu. Aku pun kembali ke kamar dan mendesah.
“Hhh... ini soalnya gimana lagi, bingung nih....” Aku coba untuk kerjakan soal
itu tapi tetap saja aku bingung. Setengah jam kemudian, aku mulai bosan.
Akhirnya aku pejamkan mataku untuk merenung apa yang terjadi pada hari ini.
“Apa ya, kayaknya gak ada apa-apa deh hari ini, paling cuman karena pengusiran
tadi yang hanyalah sebuah mimpi.” Jam menunjukkan tepat pukul 12 malam.
Akhirnya, aku pejamkan mataku untuk tidur.
err.. untuk kisah selanjutnya disambung di dokumen scribd ini ya... soalnya cerpennya sampai 4 halaman boss..
GIMANA? KEREN BUKAN??
Comments
Post a Comment
Monggo komentar.e sedoyo nggih. Silahkan diisi dengan bijak setelah membaca dengan seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya