Kambing di Jalanan
Setelah sejenak melihat-lihat dari kamar kosku yang letaknya berada di lantai 3, saya melihat suatu hal yang aneh menurut saya. Entah kenapa kok bisa ada disini.
Penasaran ya? Jadi tadi saya melihat dua ekor kambing, warna kulitnya masing-masing coklat dan abu-abu. Mereka berdua (lah?) makan makanan sisa di tempat sampah, benar-benar aneh.
Sebenarnya, di kota Solo inilah saya menemukan seekor kambing dilepas begitu saja, dibiarkan pergi begitu saja. Entah apa yang dipikirkan oleh si empunya kambing itu. Mungkin si empunya tak mempermasalahkannya, karena sudah terbiasa melepas kambingnya kemana saja kambing mau.
Terkadang kambing-kambing yang dilepas ini makan rumput-rumput yang tumbuh jarang di sekitar. Dan saya berpikir "Ni kambing kok gak takut apa sama yang namanya motor atau mobil gitu, mejeng di jalan raya begitu saja, nyebrang seenak udel, haha".
Ya mungkin itu semua yang saya pikirkan, karena saya bandingkan dengan kambing yang dimiliki oleh Mbahkung, Kakung, atau Sibu disana (Mbahkung, Kakung = Kakek, Sibu = Nenek). Maklumlah, kambing itu dipelihara dalam kandang, dan diberi makan rerumputan segar yang bisa dipetik langsung di dekat rumah mereka. (Rumah mbahku ini di daerah pedesaan yang masih banyak pepohonan dan rerumputan yang rindang).
Satu hal yang bisa saya ambil dari hal aneh ini,
"Seseorang yang diberi kasih sayang, pengertian, akan tumbuh menjadi orang yang baik, namun seorang yang diberi kebebasan saja tanpa diperhatikan akan tumbuh menjadi orang yang kurang baik, hehe"
catatan: Mohon maaf ya belum ada foto kambingnya para pembaca, soalnya saya gak punya kamera dan belum pinjam ke teman2 saya. Jadi fotonya menyusul.
Kalau masih penasaran juga dengan sosok 2 kambing yang saya ceritakan, ya mungkin pembaca bisa sediakan cermin dan melihat ke cermin itu (hehe, bercanda kok)
Sekian, Ciao
Penasaran ya? Jadi tadi saya melihat dua ekor kambing, warna kulitnya masing-masing coklat dan abu-abu. Mereka berdua (lah?) makan makanan sisa di tempat sampah, benar-benar aneh.
Sebenarnya, di kota Solo inilah saya menemukan seekor kambing dilepas begitu saja, dibiarkan pergi begitu saja. Entah apa yang dipikirkan oleh si empunya kambing itu. Mungkin si empunya tak mempermasalahkannya, karena sudah terbiasa melepas kambingnya kemana saja kambing mau.
Terkadang kambing-kambing yang dilepas ini makan rumput-rumput yang tumbuh jarang di sekitar. Dan saya berpikir "Ni kambing kok gak takut apa sama yang namanya motor atau mobil gitu, mejeng di jalan raya begitu saja, nyebrang seenak udel, haha".
Ya mungkin itu semua yang saya pikirkan, karena saya bandingkan dengan kambing yang dimiliki oleh Mbahkung, Kakung, atau Sibu disana (Mbahkung, Kakung = Kakek, Sibu = Nenek). Maklumlah, kambing itu dipelihara dalam kandang, dan diberi makan rerumputan segar yang bisa dipetik langsung di dekat rumah mereka. (Rumah mbahku ini di daerah pedesaan yang masih banyak pepohonan dan rerumputan yang rindang).
Satu hal yang bisa saya ambil dari hal aneh ini,
"Seseorang yang diberi kasih sayang, pengertian, akan tumbuh menjadi orang yang baik, namun seorang yang diberi kebebasan saja tanpa diperhatikan akan tumbuh menjadi orang yang kurang baik, hehe"
catatan: Mohon maaf ya belum ada foto kambingnya para pembaca, soalnya saya gak punya kamera dan belum pinjam ke teman2 saya. Jadi fotonya menyusul.
Kalau masih penasaran juga dengan sosok 2 kambing yang saya ceritakan, ya mungkin pembaca bisa sediakan cermin dan melihat ke cermin itu (hehe, bercanda kok)
Sekian, Ciao
Comments
Post a Comment
Monggo komentar.e sedoyo nggih. Silahkan diisi dengan bijak setelah membaca dengan seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya